Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.

Nilai Agama Moral

Pendidikan nilai-nilai moral dan keagamaan serta nilai – nilai Kristiani pada KB – TK Cahaya Nur  merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dengan baik dalam setiap insan sejak dini, hal tersebut merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani pendidikan selanjutnya. Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan keagamaan. Kegiatan bisa dilakukan dengan aktivitas berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, Misa sekolah, serta meditasi, selain itu juga dilakukan dengan aktivitas memberi makan ikan serta merawat tanaman.

Fisik Motorik

Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan perkembangannya pada anak usia dini. Perkembangan motorik sering dijadikan sebagai tolak ukur untuk membuktikan bahwa anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Perkembangan motorik adalah sesuatu yang membicarakan gerakan jasmani yang terkoordinasi, sehingga dalam pengembangannya dibutuhkan berbagai stimulasi yang tepat untuk anak usia dini. untuk mengembangkan aktivitas yang mendukung perkembangan fisik pada siswa KB – TK Cahaya Nur dengan beberapa aktivitas seperti menstimulasi kemampuan mortorik halus dengan aktivitas meremas, menulis, menggambar, meronce serta menjumput. serta mengembangkan kemampuan motorik kasar pada aktivitas bermain outdoor / indoor dengan aktivitas berlari, melompat, memanjat dan sebagainya, selain itu untuk mendukung perkembangan fisik motorik juga diadakan program makan bersama dan menerapkan budaya bersih dan sehat.

Kognitif

Pengertian perkembangan kognitif anak usia dini adalah suatu  proses  berpikir  berupa  kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan. 

Pengembangan kognitif merupakan perwujudan dari kemampuan primer yaitu:

  1. Kemampuan berbahasa (verbal comprehension)
  2. Kemampuan mengingat (memory)
  3. Kemampuan nalar atau berpikir logis (reasoning)
  4. Kemampuan tilikan ruang (spatial factor)
  5. Kemampuan bilangan (numerical ability)
  6. Kemampuan menggunakan kata-kata (word fluency)
  7. Kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perceptual speed)

Bahasa

Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, dapat digunakan untuk berfikir, mengekspresikan perasaan dan melalui bahasa dapat menerima pikiran dan perasaan orang lain. Perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman, penguasaan dan pertumbuhan bahasa. Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Konteks pengembangan bahasa meliputi: mendengarkan , berbicara, membaca, dan menulis dini. Dalam mengembangkan kemampuan bahas anak, guru/tutor dapat memilih strategi dan metoda secara bervariasi.

Sosial Emosional dan Perilaku Sosial

Perkembangan Sosial Emosional (Feeney et.al) meliputi ; kompetensi sosial (menjalin hubungan dengan kelompok sosial), kemampuan sosial (perilaku yang digunakan dalam situasi sosial), kognisi sosial (pemahaman terhadap pemahaman, tujuan dan perilaku diri sendiri dan orang lain, perilaku prososial (kesediaan untuk berbagi, membantu, bekerjasama, merasa nyaman dan aman, dan mendukung orang lain) serta penguasaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas (perkemangan dalam menentukan standar baik dan buruk. Mengembangkan karakter tersebut bisa dilakukan dengan menerapkan sikap disiplin, terbiasa menunggu giliran, dapat berbagi mainan

Seni

Fabiola Priscilla Setiawan (2010) menyatakan bahwa pendidikan seni berperan penting untuk merangsang perkembangan belahan otak bagian kanan anak. Pelajaran seni terbukti dapat meningkatkan kepandaian berekspresi anak, pemahaman sisi-sisi kemanusiaan, kepekaan dan konsentrasi yang tinggi, serta kreativitas yang gemilang. Dengan begitu, diharapkan anak yang diberikan kebebasan untuk mengembangkan bakat seninya seperti melukis, menulis puisi, bernyanyi atau bermain alat musik, akan mudah menapaki tangga menuju puncak prestasi. Orang tua tentu bangga dengan pencapaian buah hatinya tersebut/